Gubernur Bali, Wayan Koster belakangan terus menyedot perhatian publik usai menyuarakan penolakan terhadap kehadiran Timnas Indonesia di Piala Dunia U-20 2023.
Siapa sangka, nama Wayan Koster ternyata dulu pernah terseret ke dalam kasus suap pembahasan anggaran Kemenpora dan Kemendiknas, Angelina Sondakh.
Berdasarkan putusan kasasi Angelina Sondakh No. 1616 K/Pid.Sus/2013, Wayan Koster disebut ikut menerima dana Rp5 miliar dari Mindo Rosalinda Manulang (Permai Group), dalam membantu penggiringan anggaran di Banggar untuk Proyek di sejumlah universitas (Kemendiknas) dan wisma atlet Palembang (Kemenpora).
“Pihak DPR RI yaitu terdakwa yang menjabat Ketua Koordinator Pokja Anggaran Komisi X (sepuluh) dan Wayan Koster yang menjabat selaku Wakil Koordinator Pokja komisi X meminta uang sebesar Rp5 miliar untuk pengurusan Wisma Atlet Kemenpora,” demikian yang tertulis dalam poin nomor 4 di putusan tersebut.
Atas permintaan itu, Mindo Rosalina Manulang kemudian menghubungi Angelina Sondakh melalui Blackberry Messenger (BBM) yang tercatat pada 5 Mei 2010 dan sempat mengatakan, “Sedang saya cari yang bisa memenuhi apel Amerika”.
Keesokan harinya, Rosa kemudian mengirimkan uang sebanyak 2 kali yakni pada pagi harinya sebesar Rp2 miliar dan sorenya sebesar Rp3 miliar.
“Pada pagi hari uang sebesar Rp2 miliar dibungkus dalam paket menggunakan kardus printer warna putih kemudian diantarkan Luthfie Ardiansyah (Staf bagan keuangan Permai Group) ke ruang kerja Wayan Koster di ruang 613 lantai 6 Gedung Nusantara 1 DPR RI,” lanjut dalam keterangan tersebut.
Sedangkan penyerahan dana Rp3 miliar, sore harinya dimasukkan ke dalam kardus rokok kemudian diantarkan Luthfie ke ruang kerja Wayan Koster. Namun, sebelum itu, Luthfie masuk lewat basement untuk bertemu asisten Wayan Koster bernama Budi Supriatna yang sudah menunggunya.
“Lalu mereka naik menuju ruang kerja Wayan Koster, setelah sampai di ruangan kardus yang berisi uang tersebut diserahkan kepada Budi Supriatna,” tutup keterangan dalam laporan putusan itu.
Sementara itu, kini nama Wayan Koster terus dituding sebagai penyebab gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Tudingan ini berakar dari penolakan Wayan Koster atas kehadiran Timnas Israel bermain di Piala Dunia U-20 yang rencananya bakal digelar di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni mendatang.
Karena polemik penolakan Timnas Israel semakin berbuntut panjang, terlebih dengan banyaknya penolakan dari para pejabat seperti Wayan Koster, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, hingga Partai Politik seperti PDIP, PKS, dan PPP.
Akhirnya FIFA mengambil keputusan untuk mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pada Rabu (29/3/2023) malam.
Hal inilah yang kemudian membuat publik menilai bahwa Wayan Koster menjadi salah satu penyebab gagalnya perhelatan sepakbola tersebut. Mengingat Wayan Koster disebut turut menyuarakan penolakannya lewat surat yang diserahkan kepada Menpora.
Sumber: suara
Foto: Gubernur Bali, Wayan Koster/Net