BERLIN - Kementerian Pertahanan Jerman telah mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan dua batalyon tank ke Lithuania , yang akan membentuk brigade baru bersama dengan Forward Presence Battlegroup gabungan NATO, yang sudah ditempatkan di negara Baltik. Unit baru tersebut, yang diharapkan terbentuk pada tahun 2025, akan terdiri dari total 4.800 personel militer.
“Batalyon Tank 203 dan Batalyon Infanteri Mekanis 122 akan dikerahkan kembali ke Lituania,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari RT, Selasa (7/11/2023).
Unit tank baru yang dihasilkan akan diberi nama Brigade Tank 42. Pasukan tambahan akan bergabung dengan kontingen NATO yang dipimpin Jerman setelah semua infrastruktur yang diperlukan telah siap.
Saat ini terdapat sekitar 1.700 tentara dari enam negara anggota NATO yang ditempatkan di negara Baltik; sekitar setengah dari mereka adalah anggota militer Jerman.
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menggambarkan rencana pengerahan tersebut sebagai proyek mercusuar pergantian era, dan menekankan bahwa sebagai pengganti dua brigade tersebut, Bundeswehr akan membentuk beberapa unit baru dari awal, yang akan ditempatkan di tanah Jerman.
Berbicara kepada media Jerman bulan lalu, Pistorius menjelaskan bahwa dengan tindakan tersebut, Berlin berupaya menunjukkan solidaritas dan tanggung jawab di Sayap Timur.
Ia juga menggambarkan Rusia sebagai ancaman, dan menambahkan bahwa hal ini kemungkinan akan tetap terjadi setidaknya untuk beberapa tahun ke depan.
Pejabat Jerman itu pertama kali mengungkapkan rencana penempatan tersebut pada bulan Juni setelah bertemu dengan mitranya dari Lithuania Arvydas Anusauskas.
Rusia telah berulang kali memperingatkan NATO agar tidak memindahkan pasukannya lebih dekat ke perbatasannya, dan mengatakan bahwa mereka harus memberikan respons yang sesuai terhadap peningkatan kekuatan militer di Eropa Timur, yang semakin intensif setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014 dan konflik yang terjadi di Donbass.
Pada bulan September, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Aleksandr Grushko menuduh blok militer pimpinan AS itu sedang melakukan latihan untuk konflik militer dengan Moskow, setelah NATO mengumumkan rencana untuk menggelar latihan gabungan terbesar sejak Perang Dingin.
Diplomat Rusia tersebut pada saat itu mengatakan bahwa latihan perang Steadfast Defender 2024 yang dilakukan NATO jelas bersifat agresif dan mewakili upaya tekanan militer-politik.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bahwa Rusia harus menanggapi skema pembagian nuklir NATO, yang mana sebagian dari persenjataan nuklir AS ditempatkan di luar negeri, dengan memberikan pelatihan kepada sekutu tentang cara mengerahkan senjata tersebut.
Menteri Rusia itu memperingatkan bahwa pengaturan tersebut telah menyebabkan “peningkatan risiko strategis,” sambil menyebutkan “peningkatan ancaman secara umum yang ditimbulkan oleh NATO.” I snd