Belum dingin kuping masyarakat Jakarta atas pernyataan calon wakil gubernur DKI Jakarta Suswono soal janda kaya, kini muncul pernyataan baru dari calon gubernur Ridwan Kamil. Lagi-lagi soal janda.
Meski keduanya sudah minta maaf, namun masyarakat Jakarta tak bisa menghapus begitu saja pelecehan yang dilakukan pasangan nomor urut 1 Rido (Ridwam Kamil-Suswono). Oleh karena itu masyarakat melampiaskan kekesalannya dengan tidak akan memilih Ridwan Kamil menjadi gubernur Jakarta pada Pilkada 27 November 2024 mendatang.
Beberapa orang warga Jakarta yang dimintai pendapat, semua menyatakan tidak akan memilih pasangan Ridwan-Suswono dalam Pilkada DKI Rabu, 27 November 2024 besok. “Saya ajak keluarga untuk tidak memilih pasangan Ridwan Kamil-Suswono,” kata Sabenih warga Pejompongan.
Demikian juga Ahmad warga Kebayoran Lama, Diania warga Jagakarsa, Basir warga Tebet, dan Nurohman warga Jelambar, rata-rata dari mereka merasa dilecehkan oleh pasangan Rido ini.
Penolakan warga Jakarta terhadap Ridwan Kamil menjadi gubernur DKI Jakarta juga disebabkan oleh gagalnya dalam memimpin Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat adalah masyarakat yang merasakan langsung hasil pembangunan selama Ridwan Kamil memimpin. Sebagian besar menyatakan sang gubernur gagal dalam membawa perubahan bagi masyarakat Jawa Barat. Janji-janji yang ia sampaikan mulai dari pengentasan kemiskinan, perbaikan lingkungan dan jalan, hingga peningkatan sarana dan prasarana sekolah, semuanya meleset.
Hal ini diungkap oleh salah satu warga Jawa Barat yang juga pemerhati politik dan kebangsaan, Rizal Fadillah. Ia menyebut bahwa Ridwan Kamil gubernur yang gagal membawa perubahan bagi Jawa Barat. Banyak program yang hanya manis di bibir, pembangunan mangkrak dan target yang jauh dari realita. Kesakisan Rizal didukung juga oleh warganet melalui unggahan di media sosial.
"Sebuah proyek pengurai macet buatan Ridwan Kamil di Bandung dilaporkan mangkrak hingga membuat warga menagih janji. Adapun proyek rancangan Ridwan Kamil yang mangkrak tersebut ialah Underpass Cibiru," tulis @Marbot_Udien.
"Dijual di Jawa Barat gak laku karena banyak janji²nya yang belum dipenuhi.Warga Jawa Barat cerdas, gak mau dikibuli, warga Jawa Barat gak mau jatuh ke lubang yang sama. Warga Jawa Barat aja ogah dipimpin Ridwan Kamil, masak warga Jakarta mau," sambung @03_nakula dengan emoji tertawa ngakak.
"Rp 200 Miliar mubazir di tangan Ridwan Kamil, terkait MANGKRAK nya Proyek Pengurai Macet, Lahh kek gitu mo pimpin Jakarta..? Apa mo cari keuntungan lagi nih dari APBD Jakarta..? Nurul Susi jgn pilih Bobotoh tulen pendukung Persib ini ya," kata @jijindut
Saking banyak warganet yang mengungkap kegagalan saat memimpin Jawa Barat dan Kota Bandung, bahkan pada Minggu pagi, 13 Oktober 2024, nama Ridwan Kamil trending di X.
Sementara di lapangan seorang warga bernama Yamin mengungkapkan kekesalannya kepada Ridwan Kamil lantaran kemacetan parah yang terjadi di stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat. Padahal, dulu Ridwan Kamil pernah berjanji bahwa akan membangun underpass di sekitar stasiun Citayam yang menjadi langganan kemacetan setiap hari.
“Citayam ini Jawa Barat lho, mana pernah gubernur datang ke sini. Saya pernah baca di media katanya mau dibikin underpass, tapi sampai dia lengser tak ada realiasinya,” katanya geram.
Senada dengan Yamin, seorang warga Jawa Barat yang tinggal di Parung, Bogor bernama Ardian Rukmana juga meluapkan kekecewaannya terhadap Ridwan Kamil. Ia merasa tak pernah memperhatikan wilayah Bogor. Kesannya Jawa Barat itu di luar Bogor sehingga perhatiannya terhadap wilayah ini jauh dari memadai. Ardian mencontohkan jalan Bomang (Bojonggede-Kemang) yang mangkrak puluhan tahun. Saking lamanya mangkrak, jalan ini menjadi tempat begal beraksi, karena tidak ada penerangan jalan. Apalagi kalau lewat malam hari, situasi horor sekali.
Ardian juga menyoroti ujung jalan Bomang yang terhenti di rel Bojonggede. “Mengapa jalan tidak dibuka, sehingga bisa langsung menuju Jalan Tegar Beriman. Mengapa seluruh pengguna jalan harus memutar ke jalanan sempit di gang Paseban yang menimbulkan macet panjang? Coba dipikir di mana logikanya?” tanyanya geram.
Rizal Fadillah menegaskan dampak dari masa lalu Ridwan Kamil di Jawa Barat tentu sangat berdampak pada elektabilitas RK-Suswono. Pasangan ini lanjutnya, tidak mendapat dukungan sebagaimana harapan dan kesumringahan awal. “RK menjadi figur yang tak disukai. Belum lagi informasi gencar pula bahwa RK gagal memimpin Jawa Barat. Ada pemberi raport merah atas kepemimpinan yang dominan atas pencitraan ketimbang prestasi,” tegasnya.
Bayangan buruk tentang kekalahan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada DKI makin jelas. Hal ini diperkuat dengan merosotnya hasil survei pasangan yang disokong oleh 12 partai dalam komunitas KIM Plus ini.
Survei tiga lembaga kesemuanya menunjukkan pasangan calon gubernur Jakarta Rido (Ridwan-Suswono) berada di bawah pasangan Pramono Anung-Rano Karno. Survei Indopolling Research and Consulting menunjukkan elektabilitas individu calon gubernur nomor urut 01, Ridwan Kamil, sebesar 36,6 persen yang disusul Pramono Anung sebesar 35,6 persen. Sedangkan posisi terakhir, calon wakil gubernur nomor urut 02, Kun Wardana sebesar 2,8 persen.
Kedua, Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyimpulkan, Pramono-Rano unggul signifikan dari RK-Suswono pada saat survei dilaksanakan pada 31 Oktober-9 November 2024, hanya 18 hari jelang pemungutan suara pada 27 November 2024 mendatang.
Hasilnya, elektabilitas paslon nomor 3, Pramono Anung-Rano Karno mencapai 46 persen. Angka tersebut mengungguli pesaing terkuatnya, paslon nomor 1, Ridwan Kamil-Suswono, yang elektabilitasnya 39,1 persen. Sementara, paslon nomor 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, elektabilitasnya 5,1 persen, dan responden yang tidak tahu atau tidak jawab sebanyak 9,8 persen.
Sementara itu, hasil Survei Litbang Kompas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024 juga menunjukkan persaingan ketat Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono. Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas Pramono-Rano bersaing ketat dengan 38,3 persen. Disusul Ridwan-Suswono dengan elektabilitas 34,6 persen. Sedangkan Dharma Pongrekun-Kun Wardana berjarak cukup jauh dengan elektabilitas 3,3 persen.
Dalam survei LSI Denny JA hasilnya, paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono unggul tipis dari paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. Hasilnya Ridwan Kamil-Suswono: 37,4 persen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 4 persen, Pramono Anung-Rano Karno: 37,1 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab: 21,5 persen, Survei LSI Denny JA pada Pilgub DKI Jakarta 2024 ini dilakukan periode 16 hingga 22 Oktober, dengan jumlah responden sebanyak 800 orang.
Lembaga Survei Indonesia menggunakan sampel survei sebanyak 1.200 orang diambil dengan menggunakan metode multistage dengan toleransi kesalahan atau 41,6 persen, Ridwan Kamil-Suswono: 37,4 persen, dan Dharma-Kun: 6,6 persen.
Katadata Telco Survei melakukan survei elektabilitas di Pilgub DKI Jakarta 2024 terhadap 800 responden di Jakarta yang memiliki hak pilih dan menggunakan nomor handphone Telkomsel. Pengumpulan data dilakukan pada 4-9 September 2024 melalui survei telepon dengan toleransi kesalahan (Margin of Error) sekitar 3,5 persen. Hasilnya elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono paling tinggi, mengungguli Pramono-Rano Karno dan Dharma-Kun. Ridwan Kamil-Suswono: 48,4 persen, Pramono-Rano Karno: 22,1 persen, dan Dharma-Kun 2,1 persen.
Elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono terus merosot akibat ulah masa lalu dan masa kini. Terkini, Ridwan Kamil dalam sebuah kampanye mengeluarkan pernyataan yang menghina pada randa. Hasil survei yang awalnya rata-rata mencapai 46 persen, kini elektabilitas Rido di bawah 40 persen.
Sumber: fnn
Foto: Pasangan nomor urut 1 Rido (Ridwam Kamil-Suswono)/Net