Baliho pemberian gelar ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai alumnus paling membanggakan muncul di utara bundaran UGM. Dalam baliho itu, pemberian gelar diberikan oleh pihak yang mengatasnamakan dirinya sebagai Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM.
Adapun aksi simbolis pemberian gelar itu sedianya akan diberikan oleh Badan Etik Mahasiswa UGM pada pukul 14.00 WIB. Undangan aksi itu pun sudah tersebar luas. Namun aksi itu dikabarkan batal.
Akan tetapi, sekitar pukul 17.38 WIB, sejumlah orang membawa baliho itu dan memasang di depan bundaran. Hanya saja, orang yang mengatur posisi baliho itu tak mau menjawab pertanyaan ketika dijumpai untuk wawancara.
Pantauan detikJogja di lokasi, terdapat satu baliho besar berlatar foto Jokowi. Baliho itu mirip seperti baliho yang sebelumnya dipasang oleh BEM KM UGM.
Dalam baliho itu bertuliskan 'BEM UGM (Badan Etik Mahasiswa UGM) Presents Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Membanggakan'. Di bawahnya tertulis 'Presiden Pertama Dari UGM' dan Mr Joko Widodo' dan di pojok bawah terdapat tulisan 'CP: Feri Cadang' lengkap dengan nomor ponselnya.
Di baner itu, foto Jokowi diedit sedemikian rupa dengan latar gedung istana dan gedung UGM. Sementara foto Jokowi diedit memakai jas serta mahkota dan jas almamater UGM dan caping.
Feri Agung Hermawan atau Feri Cadang yang sebelumnya sempat mengaku sebagai Ketua Badan Etik Mahasiswa UGM, saat dikonfirmasi menyatakan menarik diri dari aksi itu.
"Untuk aksi di bundaran UGM saya tegaskan sekali lagi saya hanya salah satu bagian dari sekumpulan massa yang punya keresahan yang sama terhadap pernyataan saudara Gielbran, dan saya berpartisipasi demi terwujudnya gerakan yang tidak berfokus pada figur tetapi independen, dan saat saya tadi mau berpartisipasi, saya menemukan alasan pribadi untuk tidak berpartisipasi," kata Feri dalam pesan singkatnya, Jumat (15/12/2023).
"Sebab saya anggap ada sebagian hal-hal yang kontraproduktif terhadap gerakan yang seharusnya. Sehingga sikap pribadi saya menarik seluruh kontribusi pada aksi ini," imbuhnya.
Tanggapan BEM KM UGM
Sementara itu, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM), Gielbran Muhammad Noor, turut angkat bicara terkait munculnya Badan Etik Mahasiswa UGM. Dia menegaskan Badan Etik Mahasiswa itu tidak ada kaitannya dengan BEM KM UGM.
"Tidak ada kaitannya dengan BEM KM dan itu entitas yang terpisah. Justru saya baru dengar ini ada Badan Etik Mahasiswa, itu mungkin buatan secara mendadak gitu karena saya sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi itu," kata Gielbran saat dihubungi, Jumat (15/12/2023).
Sementara soal Badan Etik Mahasiswa UGM yang berbeda sikap dengan BEM KM UGM soal Jokowi, Gielbran menghormati perbedaan pendapat itu.
"Kita merespons secara normatif ya. Artinya kami membebaskan setiap orang untuk berpendapat meskipun itu berbeda pendapat dengan kami itu bukan lah suatu hal yang masalah. Jadi monggo-monggo aja," katanya.
Tanggapan Kampus
Terpisah, Sekretaris UGM Andi Sandi saat dimintai konfirmasi terkait munculnya baliho itu menyebut hal itu sebagai betuk ekspresi penyampaian pendapat mahasiswa. UGM, kata dia, menegaskan tetap menghargai setiap pendapat.
"Tapi prinsipnya perbedaan aspirasi itu silakan saja, namun tetap menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan juga etika dalam penyampaian. Dan yang terakhir kemudian teman-teman mahasiswa harus siap dengan konsekuensi itu, apapun yang disampaikan itu yang disampaikan harus siap dengan konsekuensinya," kata Andi Sandi saat dihubungi petang ini.
Terkait munculnya Badan Etik Mahasiswa, Andi tidak mengetahui. Namun dia memastikan itu bukan UKM resmi kampus melainkan hanya berupa komunitas.
"Dari catatan saya ini hanya komunitas saya, belum ada secara formal. Jadi Badan Etika Mahasiswa itu nggak ada, secara formal nggak ada," jelasnya.
Sumber: detik
Foto: Inilah baliho bertuliskan 'Jokowi Alumnus Paling Membanggakan' yang muncul di Bundaran UGM. (Jauh Hari Wawan/detikJogja)