Keluarga Gamma (17), pelajar SMKN 4 Semarang yang menjadi korban penembakan polisi, akhirnya memberikan pernyataan kepada media.
Kerabat yang akrab disapa U menjelaskan, Gamma berpamitan kepada neneknya untuk berangkat latihan silat pada Sabtu malam, 23 November 2024.
Gamma mengenakan seragam silat berwarna hitam dan mengendarai sepeda motor Vario hitam yang biasa dipakainya.
“Pamitnya berangkat silat ke uti (nenek), saya kerja. Saat itu adanya uti jam 7 sampai setengah 8 malam. Bajunya, baju item celana silat yang item yang kayak celana orang Madura itu terus pakenya motor Vario item,” ungkap U saat ditemui di Semarang, Minggu (1/12/2024) siang.
U menambahkan, Gamma biasanya pulang sebelum pukul 23.00 WIB.
Namun pada malam kejadian, Gamma terlibat dalam kegiatan silat setelah mengikuti latihan paskibra di sore harinya.
“Biasanya sebelum jam 11 malam sudah pulang. Jam 10 malam ditelepon masih makan katanya di WA, chatnya ada di kakaknya. Ditelpon lagi sekitar 11 sampai 12 berdering, tapi tidak diangkat,” jelasnya.
Keluarga berulang kali mencoba menghubungi Gamma malam itu karena ia tidak pernah pulang larut malam.
Mereka dikejutkan oleh kabar bahwa Gamma meninggal dunia setelah terlibat tawuran.
“Kalau saya kan infonya dari kakak, kakak saya infonya Gamma sudah ditemukan, sekarang ada di Rumah Sakit Kariadi, infonya mau meninggal karena terlibat tawuran,” kata U.
Kemudian, U mendengar dari pihak kepolisian bahwa Gamma meninggal karena ditembak saat disebut melawan Aipda Robig Zaenuddin saat pembubaran tawuran.
“Jadi, ketika dihentikan, infonya kan ada tawuran, cuman ketika dilerai atau akan dibubarkan, rombongan Gamma sendiri menyerang, makanya ditembak,” lanjutnya.
Pernyataan tersebut ditolak pihak keluarga. U menegaskan, Gamma adalah anak pendiam, berprestasi, rajin beribadah, dan tidak pernah terlibat kenakalan.
“Keluarga menolak. Soalnya kan anaknya pendiam. Di rumah tidak ada atribut yang bisa dikaitkan dengan gangster, misal kaus, slayer ataupun senjata tajam. Tidak ada sama sekali. Anaknya juga rajin salat,” tegasnya.
U menambahkan, Gamma baru pulang larut malam belakangan ini karena berlatih untuk lomba Paskibra dan latihan silat yang diikutinya selama sekitar satu bulan terakhir.
“Kalau Paskibra saya lupa harinya, cuman kalau yang untuk silat malam Minggu. Dia ikut latihan silat tuh baru sebulan yang saya terima infonya di daerah Graha Padma,” tuturnya.
Lebih lanjut, U mempertanyakan respons lambat dari Kepolisian yang baru melaporkan kematian Gamma pada Minggu siang, 24 November 2024.
Menurutnya, polisi seharusnya dapat melacak identitas Gamma dengan mudah melalui STNK yang dibawa.
“Awalnya tidak ditemukan karena tidak ada identitas, padahal kan ada identitas berupa STNK atas nama kakaknya. Harusnya bisa di-tracking dari pelat nomor atau dari STNK. Jadi bisa diketahui sebelum meninggal sekitar jam 01.00, harusnya bisa diketahui informasi korban siapa,” tegasnya.
Sumber: kompas
Foto: Ratusan massa Aksi Kamisan Semarang #JusticeForGamma memenuhi halaman Polda Jateng, Kamis (28/11/2024).(KOMPAS.com/ Sabrina Mutiara )