Eks Pangdam I/BB: Pencapresan Prabowo 2029 Prematur dan Picu Kepanikan, Bakal Dicibir Rakyat! -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Eks Pangdam I/BB: Pencapresan Prabowo 2029 Prematur dan Picu Kepanikan, Bakal Dicibir Rakyat!

Kamis, 06 Maret 2025 | Maret 06, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-06T16:38:59Z

Konggres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra yang digelar di Hambalang, Jawa Barat, Kamis (13/02/2025) telah memutuskan untuk mencalonkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2029. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gerindra Ahmad Muzani, Prabowo bersedia menerima mandat itu, tapi meminta waktu untuk menyelesaikan tugas sebagai Presiden RI saat ini.

Sehari setelah KLB Gerindra, Prabowo mengumpulkan seluruh elit partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus di Hambalang. Dalam acara yang mengusung tema “Silaturahmi Kebangsaan” itu Prabowo mengajak KIM Plus untuk membentuk koalisi permanen, dengan dalih sebagai solusi stabilitas pemerintahan.

Mantan Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI (Purn) Tri Tamtomo bersuara keras terkait deklarasi pencapresan Prabowo Subianto di 2029. Menurut Tri Tamtomo, pencapresan Prabowo itu terlalu dini dan prematur, mengingat Pemerintahan Prabowo-Gibran baru berjalan seratus hari.

“Ini terlalu dini dan prematur. Karya Kabinet Merah Putih (KMP) belum dirasakan oleh rakyat banyak,  tetapi Gerindra sudah melempar pernyataan seperti itu. Yang ada adalah cibiran dari rakyat. Kasihan Prabowo, kita butuh Beliau. Beliau tegas, keras, terukur dan berani. Kita tidak mau kehilangan Beliau. Tapi jangan pagi-pagi gini Anda sudah berkoar!” tegas Tri Tamtomo dalam Diskusi Kebangsaan iToday (28/02).  https://youtu.be/76ovzxqbTUA

Tri Tamtomo mengingatkan deklarasi pencapresan Prabowo di 2029 akan menimbulkan kepanikan di masyarakat. Saat ini rakyat masih menunggu hasil kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran seperti yang digaungkan saat kampanye.

“Pernyataan itu menimbulkan kepanikan di masyarakat. Seratus hari pemerintahan sedang berjalan, dan hasil yang digaungkan sesuai rencana kerja lima tahun ke depan per satu tahun belum nampak gemilang, sudah ada pernyataan yang justru mengandung keprihatinan dari masyarakat. Kok buru-buru amat? Mau ke mana?” tanya Tri Tamtomo.

Pernyataan keras dilontarkan Tri Tamtomo kepada pihak yang dekat dengan Prabowo Subianto. Pernyataan vulgar pencapresan Prabowo akan merugikan Prabowo sendiri.

“Tentu ini (deklarasi pencapresan) sangat merugikan Prabowo sendiri. Ini sah-sah saja, tetapi jangan diucapkan begitu vulgar, seolah-olah menyatakan bahwa pemimpin kami ini yang terbesar. Tolong diingat, yang terbesar Allah. Jangan merebut kebesaran Allah, bahaya buat sampeyan,” kata Tri Tamtomo.

Mantan anggota Komisi I DPR RI ini meminta orang-orang dekat Prabowo harus arif dan bijak menyikapi kondisi rakyat saat ini.

“Pembantu-pembantu Prabowo dan orang dekatnya harus arif dan bijak. Rakyat hari ini tidak perlu jargon ini-itu. Rakyat perlu kondisi ekonomi yang bagus. Rakyat sejahterakan dulu. Rakyat tidak boleh susah.  Jangan dahulukan jargon politik, ini berbahaya. Ini salah? Tidak! cuma tidak tepat. Kalian salah makan obat! Terlalu pagi! Kita butuh Prabowo, tetapi harus dijagain,” tegas Tri Tamtomo.

Menurut Tri Tamtomo, kontestasi Pilpres 2029 akan berlangsung ketat. Apalagi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

“Omon-omon Pilpres 2029 itu boleh, tetapi deklarasi pencapresan nanti setelah 2028. Ingat, presidential threshold itu zero, nol persen. Artinya pesaing banyak. Yang ngantri pingin jadi presiden banyak. Hati-hati. Jangan sampai capres mengeluarkan pernyataan yang tak perlu. Staf Prabowo harus mengingatkan. Jangan sampai salah ucap. Pembantu presiden harus benar-benar berani menyampaikan tanpa harus takut diomeli. Apalagi digaplok!,” beber Tri Tamtomo.

Tri Tamtomo mencatat sejumlah pernyataan Prabowo Subianto yang justru akan menjadi cibiran rakyat dan merugikan Prabowo di Pilpres 2029. Diantaranya, yel-yel Prabowo yang meneriakkan “Hidup Jokowi!”, dan terlontarnya kata “ndasmu” pada pidato politik Prabowo di Hari Ulang Tahun ke-17 Gerindra.

“Prabowo meneriakkan ‘Hidup Mulyono’, padahal di forum itu ada SBY. Apakah SBY tidak berbuat untuk bangsa ini? Di situ juga ada Puan, anak Megawati. Apakah Megawati tidak berbuat? Ada juga Muhaimin Iskandar, apakah Gus Dur tidak berbuat? Mereka semua berbuat. Nah ini loh, presiden harus jaga perasaan. Terus ada lagi bunyi ‘Pale lu’! Kita harus menjaga adab. Para pembantu Prabowo harus mengingatkan. Kalo pembantunya takut untuk menyampaikan satu kebaikan, kalian salah! Kalian telah menjerumuskan pemimpin kalian. Prabowo itu pemimpin Indonesia, emosi harus dijaga, ditahan. Prabowo harus dijaga,” pungkas Tri Tamtomo.


Foto: Mayjen (Purn) Tri Tamtomo (IST)

×
Berita Terbaru Update
close